standard operating
procedure
Pengertian SOP
Standar
Operasional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang berkaitan dengan prosedur yang
dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan
untuk memperoleh hasil kerja yang paling efektif dari para pekerja dengan biaya
yang serendah-rendahnya. SOP biasanya terdiri dari manfaat, kapan dibuat atau
direvisi, metode penulisan prosedur, serta dilengkapi oleh bagan flowchart di
bagian akhir.
Setiap perusahaan bagaimanapun bentuk
dan apapun jenisnya, membutuhkan sebuah panduan untuk menjalankan tugas dan
fungsi setiap elemen atau unit perusahaan. Standar Prosedur Operasional (SPO)
adalah sistem yang disusun untuk memudahkan, merapihkan dan menertibkan
pekerjaan. Sistem ini berisi urutan proses melakukan pekerjaan dari awal sampai
akhir.
Tujuan dan Fungsi SOP
Tujuan
pembuatan SOP adalah untuk menjelaskan perincian atau standar yang tetap
mengenai aktivitas pekerjaan yang berulang-ulang yang diselenggarakan dalam
suatu organisasi. SOP yang baik adalah SOP yang mampu menjadikan arus kerja yang
lebih baik, menjadi panduan untuk karyawan baru, penghematan biaya, memudahkan
pengawasan, serta mengakibatkan koordinasi yang baik antara bagian-bagian yang
berlainan dalam perusahaan.
Manfaat
SOP
SOP atau yang sering disebut sebagai
prosedur tetap (protap) adalah penetapan tertulis mengenai apa yang harus
dilakukan, kapan, dimana dan oleh siapa dan dibuat untuk menghindari terjadinya
variasi dalam proses pelaksanaan kegiatan oleh pegawai yang akan mengganggu
kinerja organisasi (instansi pemerintah) secara keseluruhan. SOP memiliki
manfaat bagi organisasi antara lain (Permenpan No.PER/21/M-PAN/11/2008):
- Sebagai
standarisasi cara yang dilakukan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan
khusus, mengurangi kesalahan dan kelalaian.
- SOP
membantu staf menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada intervensi
manajemen, sehingga akan mengurangi keterlibatan pimpinan dalam
pelaksanaan proses sehari-hari.
- Meningkatkan
akuntabilitas dengan mendokumentasikan tanggung jawab khusus dalam
melaksanakan tugas.
- Menciptakan
ukuran standar kinerja yang akan memberikan pegawai. cara konkret untuk
memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi usaha yang telah
dilakukan.
- Menciptakan
bahan-bahan training yang dapat membantu pegawai baru untuk cepat
melakukan tugasnya.
- Menunjukkan
kinerja bahwa organisasi efisien dan dikelola dengan baik.
- Menyediakan
pedoman bagi setiap pegawai di unit pelayanan dalam melaksanakan pemberian
pelayanan sehari-hari.
- Menghindari
tumpang tindih pelaksanaan tugas pemberian pelayanan.
- Membantu
penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan prosedural dalam memberikan
pelayanan. Menjamin proses pelayanan tetap berjalan dalam berbagai
situasi.
Prinsip-prinsip
SOP
Dalam PERMENPAN PER/21/M-PAN/11/2008
disebutkan bahwa penyusunan SOP harus memenuhi prinsip-prinsip antara lain:
kemudahan dan kejelasan, efisiensi dan efektivitas, keselarasan, keterukuran,
dimanis, berorientasi pada pengguna, kepatuhan hukum, dan kepastian hukum.
- Konsisten. SOP harus
dilaksanakan secara konsisten dari waktu ke waktu, oleh siapapun, dan
dalam kondisi apapun oleh seluruh jajaran organisasi pemerintahan.
- Komitmen. SOP harus
dilaksanakan dengan komitmen penuh dari seluruh jajaran organisasi, dari
level yang paling rendah dan tertinggi.
- Perbaikan
berkelanjutan.
Pelaksanaan SOP harus terbuka terhadap penyempurnaan-penyempurnaan untuk
memperoleh prosedur yang benar-benar efisien dan efektif.
- Mengikat. SOP harus
mengikat pelaksana dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan prosedur
standar yang telah ditetapkan.
- Seluruh
unsur memiliki peran penting. Seluruh pegawai peran-peran tertentu
dalam setiap prosedur yang distandarkan. Jika pegawai tertentu tidak
melaksanakan perannya dengan baik, maka akan mengganggu keseluruhan
proses, yang akhirnya juga berdampak pada proses penyelenggaraan
pemerintahan.
- Terdokumentasi
dengan baik.
Seluruh prosedur yang telah distandarkan harus didokumentasikan dengan
baik, sehingga dapat selalu dijadikan referensi bagi setiap mereka yang
memerlukan.
COBIT
COBIT
(Control Objectives for Information and Related Technology) merupakan
audit sistem informasi dan dasar pengendalian yang dibuat oleh Information
Systems Audit and Control Association (ISACA) dan IT
Governance Institute (ITGI) pada tahun 1992.
COBIT Framework
adalah standar kontrol yang umum terhadap teknologi informasi, dengan
memberikan kerangka kerja dan kontrol terhadap teknologi informasi yang dapat
diterima dan diterapkan secara internasional.
COBIT bermanfaat
bagi manajemen untuk membantu menyeimbangkan antara resiko dan investasi
pengendalian dalam sebuah lingkungan IT yang sering tidak dapat diprediksi.
Bagi user, ini menjadi sangat berguna untuk memperoleh keyakinan atas layanan
keamanan dan pengendalian IT yang disediakan oleh pihak internal atau pihak
ketiga. Sedangkan bagi Auditor untuk mendukung atau memperkuat opini yang
dihasilkan dan memberikan saran kepada manajemen atas pengendalian internal
yang ada.
Sejarah COBIT
COBIT
pertama kali diterbitkan pada tahun 1996, kemudian edisi kedua dari COBIT
diterbitkan pada tahun 1998. Pada tahun 2000 dirilis COBIT 3.0 dan COBIT 4.0
pada tahun 2005. Kemudian COBIT 4.1 dirilis pada tahun 2007 dan saat ini COBIT
yang terakhir dirilis adalah COBIT 5.0 yang dirilis pada tahun 2012.
COBIT merupakan kombinasi dari
prinsip-prinsip yang telah ditanamkan yang dilengkapi dengan balance scorecard
dan dapat digunakan sebagai acuan model (seperti COSO) dan disejajarkan dengan
standar industri, seperti ITIL, CMM, BS779, ISO 9000.
Kriteria
Informasi berdasarkan COBIT
Untuk memenuhi tujuan bisnis, informasi
perlu memenuhi kriteria tertentu, adapun 7 kriteria informasi yang menjadi
perhatian COBIT, yaitu sebagai berikut:
-
Effectiveness (Efektivitas). Informasi yang diperoleh harus relevan
dan berkaitan dengan proses bisnis, konsisten dapat dipercaya, dan tepat
waktu.
- Effeciency
(Efisiensi).
Penyediaan informasi melalui penggunaan sumber daya (yang paling produktif
dan ekonomis) yang optimal.
- Confidentially
(Kerahasiaan).
Berkaitan dengan proteksi pada informasi penting dari pihak-pihak yang
tidak memiliki hak otorisasi/tidak berwenang.
- Intergrity
(Integritas).
Berkaitan dengan keakuratan dan kelengkapan data/informasi dan tingkat
validitas yang sesuai dengan ekspetasi dan nilai bisnis.
- Availability
(Ketersediaan).
Fokus terhadap ketersediaan data/informasi ketika diperlukan dalam proses
bisnis, baik sekarang maupun dimasa yang akan datang. Ini juga terkait
dengan pengamanan atas sumber daya yang diperlukan dan terkait.
- Compliance
(Kepatuhan).
Pemenuhan data/informasi yang sesuai dengan ketentuan hukum, peraturan,
dan rencana perjanjian/kontrak untuk proses bisnis.
- Reliability
(Handal).
Fokus pada pemberian informasi yang tepat bagi manajemen untuk mengoperasikan
perusahaan dan pemenuhan kewajiban mereka untuk membuat laporan keuangan.
Komponen Control
Objective
Berdasarkan IT Governance Institute
(2012), Framework COBIT disusun dengan karakteristik yang berfokus pada bisnis
(bussiness focused). Pada edisi keempatnya ini, COBIT Framework terdiri dari 34
high level control objectives dan kemudian mengelompokan proses tersebut
menjadi 4 domain, keempat domain tersebut antara lain: Plannig and Organization,
Acquisition and Implementation, Delivery and Support, dan Monitoring and
Evaluation:
- Planing
and Organization (Perencanaan dan Organisasi). Mencakup
strategi, taktik dan identifikasi kontribusi terbaik TI demi pencapaian
tujuan organisasi.
- Acquire
and Implement (Pengadaan dan Implementasi). Untuk merealisasikan
strategi TI, perlu dilakukan pengidentifikasian, pengembangan dan
perolehan solusi TI, sesuai dengan yang akan diimplementasikan dan
diintegrasikan ke dalam proses bisnis.
- Delivery
and Support (Pengiriman Layanan dan Dukungan). Domain ini
fokus terhadap penyampaian jasa yang sesungguhnya diperlukan, termasuk
penyediaan layanan, manajemen keamanan dan kontinuitasnya, jasa dukungan
kepada user dan manajemen data dan fasilitas operasi.
ITIL
Pengertian ITIL – ITIL atau Information Technology Infrastructure Library (Bahasa Inggris, diterjemahkan Pustaka Infrastruktur Teknologi Informasi), adalah suatu rangkaian konsep dan teknik pengelolaan infrastruktur, pengembangan, serta operasi teknologi informasi (TI). ITIL diterbitkan dalam suatu rangkaian buku yang masing-masing membahas suatu topik pengelolaan TI.
Pengertian ITIL – ITIL atau Information Technology Infrastructure Library (Bahasa Inggris, diterjemahkan Pustaka Infrastruktur Teknologi Informasi), adalah suatu rangkaian konsep dan teknik pengelolaan infrastruktur, pengembangan, serta operasi teknologi informasi (TI). ITIL diterbitkan dalam suatu rangkaian buku yang masing-masing membahas suatu topik pengelolaan TI.
Nama ITIL dan IT
Infrastructure Library merupakan merek dagang terdaftar dari Office of
Government Commerce (OGC) Britania Raya. ITIL memberikan
deskripsi detil tentang beberapa praktik TI penting dengan daftar cek, tugas,
serta prosedur yang menyeluruh yang dapat disesuaikan dengan segala jenis
organisasi TI.
Walaupun
dikembangkan sejak dasawarsa 1980-an, penggunaan ITIL baru
meluas pada pertengahan 1990-an dengan spesifikasi versi keduanya (ITIL v2)
yang paling dikenal dengan dua set bukunya yang berhubungan dengan ITSM (IT
Service Management), yaitu Service Delivery (Antar Layanan) dan Service Support
(Dukungan Layanan).
Pada 30 Juni
2007, OGC menerbitkan versi ketiga ITIL (ITIL v3) yang intinya
terdiri dari lima bagian dan lebih menekankan pada pengelolaan siklus hidup
layanan yang disediakan oleh teknologi informasi. Kelima bagian tersebut
adalah:
- Service Strategy
- Service Design
- Service Transition
- Service Operation
- Continual Service Improvement
Kelima bagian
tersebut dikemas dalam bentuk buku, atau biasa disebut sebagai core
guidance publications. Setiap buku dalam kelompok utama ini berisi :
1.
Practice fundamentals
menjelaskan
latar belakang tahapan lifecycle serta kontribusinya terhadap
pengelolaan layanan TI secara keseluruhan.
2.
Practice principles
menjelaskan
konsep-konsep kebijakan serta tata kelola tahanan lifecycle yang
menjadi acuan setiap proses terkait dalam tahapan ini.
3.
Lifecycle processes and activities
menjelaskan
berbagai proses maupun aktivitas yang menjadi kegiatan utama tahapan lifecycle.
Misalnya proses financial management dan demand management dalam tahapan
Service Strategy.
4.
Supporting organization structures and roles
proses-proses
ITIL tidak akan dapat berjalan dengan baik tanpa definsi roles dan responsibilities.
Bagian ini menjelaskan semua aspek yang terkait dengan kesiapan model dan
struktur organisasi.
5.
Technology considerations
menjelaskan
solusi-solusi otomatisasi atau software ITIL yang dapat digunakan pada tahapan lifecycle,
serta persyaratannya.
6.
Practice Implementation
berisi
acuan/panduan bagi organisasi TI yang ingin mengimplementasikan atau yang ingin
meningkatkan proses-proses ITIL.
7.
Complementary guideline
berisi acuan
model-model best practice lain selain ITIL yang dapat digunakan sebagai
referensi bagian tahapan lifecycle.
8.
Examples and templates
berisi template
maupun contoh-contoh pengaplikasian proses.
Di samping
buku-buku dalam core guidance publications, ada juga complementary
guidance. Dimana buku-buku dalam kategori nantinya dimaksudkan untuk
memberikan model, acuan dan panduan bagi penerapan ITIL pada sektor-sektor
tertentu seperti jenis industri tertentu, tipe organisasi serta arsitektur
teknologi. Dengan demikian, ITIL akan dapat lebih diterima serta diadaptasi
sesuai dengan lingkungan serta behaviour dari setiap organisasi TI.
Siklus
Layanan ITIL
Kelima bagian
ITIL yang seperti tersebut di atas biasanya disebut juga sebagai bagian dari
sebuah siklus. Dikenal pula dengan sebutan Sikuls Layanan ITIL. Secara singkat,
masing-masing bagian dijelaskan sebagai berikut.
IT Governance
Indonesia ( ITGID ) merupakan lembaga pengembangan bidang teknologi informasi,
ITGID siap membantu Perusahaan anda untuk teknik pengelolaan
infrastruktur, pengembangan, serta operasi teknologi informasi (TI) dengan
mengadakan training ITIL.
ISO/IEC 38500
ISO / IEC 38500 adalah
standar internasional yang dibuat untuk memandu tata kelola perusahaan teknologi
informasi (TI). Standar ini memberikan pedoman luas dan kerangka praktik untuk
pengawasan TI dalam suatu organisasi. Tujuan ISO / IEC 38500 adalah menjadikan
tata kelola TI komponen penting tata
kelola perusahaan.
ISO / IEC 38500 didasarkan pada standar Australia, AS 8015, dan
dikeluarkan bersama oleh Organization for Standardization (ISO)
dan Komisi Elektroteknik Internasional (IEC). Standar ini disetujui oleh semua
anggota ISO dan diterbitkan pada 2008.
Menurut situs web ISO:
“ISO /
IEC 38500: 2008 memberikan prinsip panduan untuk direktur organisasi (termasuk
pemilik, anggota dewan, direktur, mitra, eksekutif senior, atau lainnya)
tentang penggunaan TI yang efektif, efisien, dan dapat diterima dalam
organisasi mereka. Standar ini berlaku untuk semua organisasi, yang meliputi
perusahaan publik dan swasta, entitas pemerintah dan organisasi nirlaba.
Standar ini berlaku untuk organisasi dari semua ukuran dari yang terkecil
hingga yang terbesar, terlepas dari sejauh mana penggunaan TI mereka. “
Enam prinsip standar untuk tata kelola TI adalah:
- Penetapan
tanggung jawab.
- Perencanakan
untuk mendukung organisasi dengan sebaik-baiknya.
- Dapatkan
secara valid.
- Pastikan
kinerja saat dibutuhkan.
- Pastikan
kesesuaian dengan aturan.
- Pastikan
untuk menghormati faktor manusia.
ISO/IEC 27001
ISO
27001 merupakan suatu
standar Internasional dalam menerapkan sistem manajemen kemanan informasi atau
lebih dikenal dengan Information Security Management Systems (ISMS). Menerapkan standar ISO
27001 akan membantu organisasi atau perusahaan Anda dalam membangun dan
memelihara sistem manajemen keamanan informasi (ISMS). ISMS merupakan
seperangkat unsur yang saling terkait dengan organisasi atau perusahaan yang
digunakan untuk mengelola dan mengendalikan risiko keamanan informasi dan untuk
melindungi serta menjaga kerahasiaan (confidentiality), integritas (integrity) dan ketersediaan (availability) informasi.
ISO 27001: 2013 memiliki
sepuluh klausa pendek, ditambah lampiran yang panjang, yang meliputi:
- Lingkup standar
- Bagaimana dokumen direferensikan
- Istilah dan definisi dalam ISO / IEC
27000
- Hubungan organisasi dan stakeholder
- Kepemimpinan keamanan informasi dan
dukungan tingkat tinggi untuk kebijakan
- Perencanaan sistem manajemen keamanan
informasi; perkiraan risiko; kontrol terhadap resiko
- Mendukung sistem manajemen keamanan
informasi
- Membuat operasional sistem manajemen
keamanan informasi
- Meninjau kinerja sistem
- Tindakan korektif
ISO 27001 adalah standar
internasional yang diakui secara global untuk mengelola risiko terhadap
keamanan informasi yang Anda pegang. Sertifikasi ISO 27001 memungkinkan Anda
untuk membuktikan kepada klien Anda dan pemangku kepentingan lainnya bahwa Anda
mengelola keamanan informasi dalam possesion Anda. ISO 27001: 2013 (versi saat
ini ISO 27001) menyediakan satu set persyaratan standar untuk sistem manajemen
keamanan informasi (ISMS). Standar ini mengadopsi pendekatan proses untuk
menetapkan, menerapkan, operasi, pemantauan, pengkajian, memelihara, dan
meningkatkan ISMS Anda
Manfaat
ISO 27001:
- melindungi klien dan informasi karyawan
- mengelola risiko keamanan informasi
secara efektif
- mencapai kepatuhan
- melindungi citra merek perusahaan
Sertifikasi ISO 27001
Jika anda membutuhkan
informasi terkait konsultasi dan sertifikasi terkait ISO 27001, silakan
mengbungi kami melalui fitur WebChat yang ada di halaman ini.
Capability Maturity
Model integrated (CMMI)
· Definisi CMMI
Capability Maturity
Model Integration (CMMI) merupakan
suatu model pendekatan dalam penilaian skala kematangan dan kemampuan sebuah
organisasi perangkat lunak. CMMI pada awalnya dikenal sebagai Capability
Maturity Model (CMM) yang dikembangkan oleh Software Enginnering
Institute di Pittsburgh pada tahun 1987. Namun perkembangan
selanjutnya CMM menjadi CMMI. CMMI mendukung proses penilaian secara
bertingkat. Penilaiannya tersebut berdasarkan kuisioner dan dikembangkan secara
khusus untuk perangkat lunak yang juga mendukung peningkatan proses.
· Keuntungan CMMI
Beberapa keuntungan
yang diperoleh saat perusahaan menerapkan CMMI:
1. Penilaian
studi kualitas (assessing) atas proses kematangan (maturity) terkini.
2. Meningkatkan
kualitas struktur organisasi dan pemrosesan dengan mengikuti pendekatan
best-practice.
3. Digunakan
dalam proses uji-kinerja (benchmarking) dengan organisasi lainnya.
4. Meningkatkan
produktivitas dan menekan resiko proyek.
5. Menekan
resiko dalam pengembangan perangkat lunak.
6. Meningkatkan
kepuasan pelanggan.
7. Mempunyai
fitur-fitur yang bersifat institusional, yaitu komitmen, kemampuan untuk
melakukan sesuatu, analisis dan pengukuran serta verifikasi implementasi.
8. Tersedianya
“Road Map” untuk peningkatan lebih lanjut.
Tahapan dalam
Penerapan CMMI
1. Maturity
level 1 – initialized
Pada ML1 ini proses
biasanya berbentuk ad hoc. Sukses pada level ini didasarkan pada kerja keras
dan kompetensi yang tinggi orang-orang yang ada di dalam organisasi tersebut
atau dapat juga dikatakan perusahaan ini belum menjalankan tujuan dan
sasaran yang telah didefinisikan oleh CMMI.
2. Maturity
level 2 – managed
Pada ML2 ini sebuah
organisasi telah mencapai seluruh specific dan generic goals pada Level 2.
Semua pekerjaan yang berhubungan dengan dengan proses-proses yang terjadi
saling menyesuaikan diri agar dapat diambil kebijakan. Setiap orang yang berada
pada proses ini dapat mengakses sumber daya yang cukup untuk mengerjakan tugas
masing-masing. Setiap orang terlibat aktif pada proses yang membutuhkan. Setiap
aktivitas dan hasil pekerjaan berupa memonitor, mengontrol, meninjau, serta
mengevaluasi untuk menjaga kekonsistenan pada deskripsi yang telah diberikan.
3. Maturity
level 3 - defined
Pada ML3 ini sebuah
organisasi telah mencapai seluruh specific dan generic goals pada Level 2 dan
Level 3. Proses dicirikan dengan terjadinya penyesuaian dari kumpulan proses
standar sebuah organisasi menurut pedoman-pedoman pada organisasi tersebut, menyokong
hasil kerja, mengukur, dan proses menambah informasi lain menjadi milik
organisasi.
4. Maturity
level 4 – quantitatively managed
Pada ML4 ini, sebuah
organisasi telah mencapai seluruh specific dan generic goals yang ada pada
Level 2, 3, dan 4. Proses yang terjadi dapat terkontrol dan ditambah
menggunakan ukuran-ukuran dan taksiran kuantitatif. Sasaran kuantitatif untuk
kualitas dan kinerja proses ditetapkan dam digunakan sebagai kreteria dalam
manajemen proses.
5. Maturity
level 5 – optimizing
Pada ML5 ini suatu
organisasi telah mencapai seluruh specific dan generic goals yang ada di Level
2, 3, 4, dan 5. ML5 fokus kepada peningkatan proses secara berkesinambungan
melalui inovasi teknologi.
Balanced
Scorecard
Perusahaan memerlukan
beberapa strategi demi keberlangsungan dengan dunia bisnis. Balanced Scorecard
adalah salah satu dari sekian banyak strategi bisnis yang digunakan. Apa yang
dimaksud dengan Balance Scorecard dan mengapa perusahaan memerlukannya? Simak
pembahasannya di bawah ini!
Karakteristik Balanced Scorecard
Balanced Scorecard memiliki misi untuk
menjabarkan strategi perusahaan ke dalam tujuan operasional perusahaan dan
parameter kinerja. Balanced Scorecard memiliki empat karakteristik, yaitu
sebagai berikut :
Komprehensif
Balanced Scorecard memperluas
perspektif yang terdapat pada pengukuran kinerja. Dari awalnya hanya terdiri
dari perspektif pelanggan, proses bisnis perusahaan, serta pembelajaran
dan pertumbuhan melahirkan perspektif lain, yaitu data keuangan. Data keuangan
menghasilkan manfaat dan mempersiapkan perusahaan untuk memasuki lingkungan
perusahaan yang penuh rintangan.
Koheren
Balanced Scorecard harus menghubungkan
setiap perspektif untuk membangun relasi yang merupakan sebab akibat
diantara berbagai sasaran strategis yang dihasilkan dalam perencanaan
strategis. Setiap sasaran yang ditetapkan dalam perspektif bukan data keuangan
harus memiliki hubungan sistematis dengan data keuangan, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Seimbang
Proses keseimbangan antara perspektif
dalam Balanced Scorecard yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategis,
yang harus menghasilkan menghasilkan kinerja data keuangan yang bersifat jangka
panjang.
Terukur
Balanced Scorecard mengukur sasaran
strategis yang cukup rumit untuk diukur. Sasaran strategi di perspektif
pelanggan, proses bisnis perusahaan, serta pembelajaran dan perkembangan
merupakan sasaran yang tidak mudah terukur. Namun, dalam Balanced
Scorecard ketiga perspektif non keuangan tersebut telah ditentukan ukurannya
sehingga dapat digunakan sebagai tolak ukur kinerja perusahaan.
Balanced Scorecard
Balanced Scorecard merupakan strategi
manajemen untuk meningkatkan, mengidentifikasi, dan mengukur beberapa fungsi
internal bisnis dan bagaimana hasil eksternal dari bisnis tersebut. Data yang
digunakan dalam Balance Scorecard sangat penting untuk mendukung hasil
kuantitatif untuk dipertimbangkan oleh manajerial perusahaan sebagai bahan
penentuan keputusan..
Scorecard mempunyai makna lain berupa
kartu skor. Kartu skor yang dimaksud yaitu kartu yang digunakan dalam
merencanakan strategi berdasarkan skor yang diwujudkan pada masa yang akan
datang. Sedangkan Balanced memiliki makna seimbang, mengukur kinerja seseorang
secara seimbang dari sisi keuangan dan non keuangan, jangka panjang dan jangka
pendek, internal dan eksternal.
Perspektif Balanced Scorecard
Menyusun Balance Scorecard memerlukkan
beberapa perspektif. Perspektif tersebut saling mempengaruhi satu sama lain dan
melalui tahapan panjang dalam menghasilkan suatu keputusan strategis. Ada
beberapa perspektif yang dijadikan acuan untuk membuat Balanced Scorecard
Pembelajaran dan
Pertumbuhan
Elemen yang digunakan untuk
menganalisis aspek pembelajaran dan pertumbuhan adalah sumber daya manusia,
yaitu seberapa baik informasi ditangkap dan seberapa efektif karyawan
menggunakan informasi untuk mengubahnya menjadi kemampuan kompetitif atas
perusahaan.Kemampuan kompetitif tersebut dipengaruhi oleh kepuasan kerja,
retensi pekerja, produktivitas pekerja.
Proses Bisnis Perusahaan
Perusahaan harus mengevaluasi dan
menyelidiki seberapa baik produk diproduksi. Sisi manajemen yang digunakan
dalam evaluasi ini adalah manajemen operasional untuk melacak keterlambatan,
kekurangan, dan fraud dalam
produksi produk atau layanan perusahaan. Ada beberapa pedoman dalam proses
bisnis perusahaan yaitu; inovasi, operasi, dan purna jual.
Pelanggan
Suatu perusahaan perlu mengukur
mengukur kepuasan pelanggan dengan kualitas, harga, dan ketersediaan produk
atau layanan. Perusahaan harus memahami terlebih dahulu bagaimana segmentasi
perusahaan mereka, kemudian merancang bagaimana cara untuk mengambil data
kepuasan pelanggan. Pelanggan memberikan umpan balik tentang kepuasan mereka
dengan produk atau layanan saat ini melalui survey yang dilakukan oleh
perusahaan.
Data keuangan
Data keuangan yang digunakan untuk
analisis Balanced Scorecard antara lain; penjualan, pengeluaran, dan
pendapatan. Data-data tersebut digunakan untuk memahami kinerja keuangan suatu
perusahaan meliputi Return of Investation dan laba bersih.
Data keuangan memiliki peran penting
yang mempengaruhi perspektif Balanced Scorecard lainnya. Semua perspektif
bergantung pada pengukuran data keuangan yang menunjukan implementasi dari
strategi dan memberi dorongan kepada perspektif lainnya mengenai target wajib
perusahaan.
Tujuan Balanced Scorecard
Metode yang digunakan dalam Balanced
Scorecard cukup panjang dan memerlukan beberapa tahapan analisis yang tidak
bisa dilewati. Namun, hal tersebut sangat berguna untuk merancang strategi dan
keputusan bisnis yang akan dilakukan oleh perusahaan. Adapun tujuan penggunaan
Balanced Scorecard bagi perusahaan, yaitu :
1. Untuk
Mengkomunikasikan Target Perusahaan
2. Menyusun
Job Desk Karyawan yang Sesuai dengan Strategi
3. Menentukan
Prioritas Proyek, Produk, dan Layanan
4. Mengukur
dan Memantau Perkembangan Perusahaan Menuju Target
Pengertian Six Sigma
Six Sigma
adalah metode yang berfokus pada peningkatan kualitas , SIX SIGMA berasal dari
kata SIX yang berarti 6 dan SIGMA yang merupakan satuan dari Standar Deviasi
yang dilambangkan dengan simbol σ. Six Sigma juga sering disimbolkan menjadi
6σ.
Definisi Six Sigma
Six Sigma
adalah metode yang berfokus pada peningkatan kualitas (yaitu, mengurangi
pemborosan) dengan membantu organisasi menghasilkan produk dan layanan yang
lebih baik, lebih cepat, dan lebih murah.
Konsep dasar dari Six Sigma
awalnya berasal dari gabungan antara Konsep TQM (Total Quality Management) dan Statistical Process
Control (SPC). Saat ini Six Sigma menjadi sebuah sistem
manajemen.
Berikut
adalah beberapa strategi sistem manajemen yang digunakan pada Six Sigma :
- Customer
Focused, Fokus terhadap Kepuasan dan Kebutuhan
Pelanggan
- Reduce
Defect, Menurunkan tingkat kecacatan
- Center around
Target, Berkisar di sekitar Pusat Target
- Reduce
Variation, Menurunkan Variasi
Dilihat dari
pengertian Six Sigma tersebut bisa dikatakan jika metode ini berfokus pada
kualitas. Metode ini merupakan implementasi yang ketat, fokus, dan sangat
efektif dalam penerapan prinsip dan teknik kualitas yang telah terbukti.
Hal itulah
yang menjadikan Motorola dikenal di seluruh dunia sebagai brand yang memiliki
kualitas tinggi. Motorola juga memenangkan Penghargaan Kualitas Nasional
Malcolm Baldrige pada tahun 1988.
Apa itu Lean Six Sigma?
Lean Six
Sigma adalah filosofi perbaikan berbasis data yang didorong oleh fakta yang
menilai pencegahan cacat dari deteksi cacat. Ini mendorong kepuasan pelanggan
dan hasil garis bawah dengan mengurangi variasi, pemborosan, dan waktu siklus,
sambil mempromosikan penggunaan standarisasi kerja dan aliran, sehingga
menciptakan keunggulan kompetitif. Itu berlaku di mana saja variasi dan
pemborosan ada, dan setiap karyawan harus dilibatkan.
Jadi
perbedaannya yaitu Six Sigma berfokus pada pengurangan variasi proses dan
meningkatkan kontrol proses, Sesuai dengan penjelasan tentang strateginya.
sedangkan Lean yaitu menghilangkan proses dan
prosedur yang tidak bernilai tambah dan mempromosikan standarisasi dan aliran
kerja.
Jabatan dalam Six Sigma
Fitur Six
Sigma yang sangat kuat adalah penciptaan infrastruktur untuk memastikan bahwa
kegiatan peningkatan kinerja memiliki sumber daya yang diperlukan,Terdapat
tingkatan posisi jabatan pada Sistem Manajemen ini. Berikut adalah tingkatan
jabatan dalam Sistem Manajemen Six Sigma :
1. Champion /
Sponsor (Top Management)
Bertanggung
jawab untuk mengkoordinasikan roadmap bisnis untuk mencapai 6σ. Memilih proyek,
menjalankan kontrol, dan mengurangi hambatan untuk proyek 6σ di bidang tanggung
jawabnya.
- Menjadi mentor untuk pakar 6σ
- Mengidentifikasi proses bisnis utama di
mana teknologi terobosan paling baik digunakan
- Mengidentifikasi kandidat Ahli 6σ
- Menyediakan sumber daya keuangan dan
organisasi untuk melatih dan memperlengkapi para ahli untuk
mengidentifikasi dan mencapai sasaran peregangan
- Menyetujui metrik untuk mengelola dan
melacak kemajuan
- Mengenali dan menghargai kesuksesan
- Menyebarkan keberhasilan pada perubahan
budaya perusahaan secara umum
2. Master Black Belt
Master Black
Belt Adalah mentor Black Belt dan lainnya di organisasi. Tujuannya yaitu
Membawa organisasi luas hingga tingkat kompetensi 6σ yang diperlukan.
Ini adalah
tingkat kemahiran teknis dan organisasi tertinggi. Karena Master Black Belt
melatih Black Belt, mereka harus mengetahui semua yang diketahui Black Belt,
serta memahami teori matematika yang menjadi dasar metode statistik.
Master harus
dapat membantu Black Belt yang tidak sesuai dengan metode dalam situasi yang
tidak biasa. Kapan pun memungkinkan, pelatihan statistik harus dilakukan hanya
dengan Master Black Belt.
3. Black Belt
Black Belt
adalah pemimpin tim yang menerapkan metodologi 6σ pada proyek. Memperkenalkan
metodologi dan alat untuk anggota tim dan organisasi yang lebih luas.
- Bertanggung jawab untuk memimpin,
melaksanakan dan menyelesaikan proyek.
- Mengajar anggota tim metodologi dan alat
6σ.
- Membantu mengidentifikasi peluang proyek
dan menyempurnakan detail dan ruang lingkup proyek.
- Melaporkan kemajuan kepada juara proyek
dan pemilik proses.
- Mentransfer pengetahuan ke Black Belt
lain dan organisasi.
- Mentor Green Belt.
4. Green Belt
Green Belt
bertugas untuk menghasilkan proyek departemen kecil yang terfokus dan sukses
menggunakan strategi keberhasilan.
- Langkah proyek lingkup yang lebih kecil
- Ada praktisi paruh waktu
- Cenderung spesifik secara fungsional
- Per potensial Sabuk Hitam masa depan
- Membantu perubahan budaya
5. Team Members
Berpartisipasi
dalam tim proyek. Mendukung tujuan proyek, biasanya dalam konteks tanggung
jawabnya yang ada. Diharapkan untuk terus memanfaatkan metode dan alat 6σ yang
dipelajari sebagai bagian dari pekerjaan normalnya.
6. Yellow,
White and Other Six Sigma Belts
Selain
beberapa jabatan Six Sigma yang disebutkan di atas, ada beberapa warna lain
yang menerima sejumlah pelatihan, tetapi tidak diharapkan untuk memimpin tim
Six Sigma atau menyelesaikan proyek. Belt ini menerima pelatihan terutama untuk
memungkinkan mereka bekerja dalam peran dukungan Six Sigma sebagai pemangku
kepentingan.
Komentar
Posting Komentar